Kamis, 19 Mei 2011

Tradisi Kebo-keboan Alasmalang, Singojuruh - Banyuwangi

Kebo-keboan, Tolak Balak dan Wujud Syukur pada Sang Pencipta


Tampak pemeran Tradisi Kebo-keboan sedang beraksi dan berperilaku seperti layaknya kerbau
BANYUWANGI_Dhuta Ekspresi-Online
: Meski zaman kian bergulir dan terus berusaha untuk melibas budaya-budaya lama, namun budaya warisan yang sudah turun temurun dilaksanakan rutin setiap tahun itu masih tetap bertahan dengan terus berupaya mempertahankan kemurnian dan kesakralan daripada kebudayaan itu sendiri. Adalah tradisi adat warga Dusun Krajan, Desa Alasmalang, Kec. Singojuruh, Upacara Ritual Kebo-keboan yang merupakan upacara sebagai wujud syukur terhadap Yang Maha Kuasa akan hasil bumi yang dihasilkan oleh warga setempat. Seperti apakah upacara ritual kebo-keboan yang digelar setiap 10 Syuro hingga pelaksanaannya mampu menyedot ribuan pengunjung?
KONON, ritual upacara adat “kebo-kebo”-an di Desa Alasmalang, Kec. Singojuruh-Banyuwangi itu diperkirakan muncul sekitar abad ke-18 Masehi. Dikisahkan, pada saat itu masyarakat Desa Alasmalang dilanda musibah brindeng atau pagebluk (wabah penyakit) yang berkepanjangan. Yakni, jenis penyakit yang snagat menakutkan dan sulit diketemukan obatnya. Karena, bagi yang terkena pagi maka sore harinya akan mati, jika malam kena, paginya akan mati, begitulah seterusnya.
Selain itu, di tengah bencana seperti itu, masyarakat Alasmalang yang mayoritas bermata pencaharian sebagai petani itu pun, lahan pertaniannya dilanda hama tikus yang amat besar. Akibatnya, panenan menjadi rusak dan gagal.
Akhirnya, salah satu sesepuh desa yang biasa dipanggil Mbah Buyut Karti mengajak warga untuk melakukan ruwatan atau selamatan desa agar wabah brindeng atau pagebluk serta hama yang menyerang desanya segera lenyap. Anehnya, setelah ruwatan tersebut digelar, berangsur-angsur wabah pagebluk itu mulai berkurang dan akhirnya hilang sama sekali. Begitu juga dengan hama tikus yang menyerang lahan petani.
Meski demikian, meski wabah pagebluk dan hama tikus sudah sirna, namun warga masih tak bisa tenang. Lantaran, sawahnya menjadi kering dan keras untuk dicangkuli karena kemarau yang berkepanjangan. Akhirnya, Mbah Buyut Karti menganjurkan untuk memakai kerbau dalam membajak sawahnya.
Dan upacara ritual “kebo-kebo”an adalah upacara di mana manusia dihiasi seperti kerbau. Di mana, kerbau yang diperankan manusia itu melambangkan betapa hubungan mitra antara petani dengan kerbau harus dipertahankan. Selain bertanduk, coretan hitam yang mewarnai seluruh badan orang yang dihiasi seperti kerbau itu dilambangkan sebagai simbol bahwasanya kerbau adalah salah satu binatang yang kuat dan merupakan tumpuan mata pencaharian masyarakat Alasmalang yang mayoritas sebagai petani.
Ada pun tahapan dalam upacara tersebut terbagi menjadi beberapa tahapan. Di antaranya, tujuh hari sebelum pelaksanaan, sang pawang melakukan meditasi di beberapa tempat yang dianggap keramat. Yaitu, di Watu Loso, -sebuah batu yang berbentuk seperti tikar,-  Watu Gajah, -batu yang berbentuk seperti gajah,- dan Watu Tumpeng, -batu yang berbentuk seperti tumpeng,-.
Dan yang paling dikhawatirkan adalah di Watu Loso. Karena di tempat yang merupakan tempat Mbah Buyut Karti dimakamkan, pun dalam melakukan meditasi di tempat tersebut diperlukan semacam kekuatan ekstra untuk berkomunikasi di tempat tersebut. Dan pawang yang bertugas menangani upacara ritual tersebut sebanyak 5-6 pawang yang bertugas secara bergantian setiap tahunnya. Dan para pawang itu pun harus keturunan dari Mbah Buyut Karti.
Acara puncaknya dilaksanakan setiap pada 10 Syuro. Yakni, selamatan di empat penjuru pojok desa, selamatan tumpeng di perempatan jalan di Dsn. Krajan, Alasmalang secara bersama-sama, ider bumi, dan puncaknya yaitu waktu goyangan. Dan semua tahapan itu harus merupakan kesatuan utuh yang tidak boleh ditinggalkan.
Menurut salah satu generasi ke-4 dari keturunan Mbah Buyut Karti, Drs. Subur Bahri, Msi, tujuan upacara ritual adat itu adalah untuk menolak balak (berbagai macam penyakit) sekaligus sebagai rasa terima kasih masyarakat dengan memanjatkan doa kepada Sang Maha Pencipta agar poses pertanian cepat menghasilkan hasil panen sebagaimana yang diharapkan.

Keberadaan Tradisi Kebo-keboan Desa Alasmalang Kecamatan Singojuruh Banyuwangi, tiap tahun selalu menyedot perhatian khalayak. bukan hanya masyarakat Banyuwangi sekitarnya, namun juga dari luar Banyuwangi
Ada semacam keganjalan sebagai niat manakala tidak melaksanakannya. Hal ini pernah terbukti semasa masyarakat tidak melaksanakan, yaitu pada tahun 1970-an, ternyata ada salah satu warga dari RT 05 bernama Abdillah kesurupan. Yang intinya meminta agar upacara adat kebo-keboan dihidupkan kembali. Jadi mulai tahun 1970 itu kebo-keboan rutin dilaksanakan, tapi tidak  semeriah seperti sekarang ini,” ungkap Subur kala itu. Ketika ditanya mengapa tumpeng yang dipakai selamatan berjumlah 12? Dijelaskannya, tumpeng itu boleh lima juga boleh juga dua belas. Untuk tumpeng berjumlah lima, lanjutnya, melambangkan sebagai warga muslim harus mendirikan sholat lima waktu seperti yang dianjurkan agama. Sedangkan tumpeng berjumlah dua belas, sebagai perwujudan bahwa dalam setahun ada dua belas bulan.
“Unsur mistiknya tinggi sekali mas, saya lihat tadi ada yang kesurupan. Ternyata panitia keteledoran dalam memberikan kelengkapan upacara. Sesajinya kurang, selama ini kita tidak pernah memberikan nasi gurih. Ternyata ada semacam tamu datang, saya sempat komunikasi dengan kekuatan itu, saya tanya tamu itu dari Balung, Jember. Dan katanya  yang kurang itu nasi gurih,” lanjutnya.

Jumat, 29 April 2011

the love in batam

Kota Batam adalah kota terbesar di provinsi Kepulauan Riau dan merupakan kota terbesar ke tiga populasinya di Sumatra setelah Medan dan Palembang, dengan jumlah penduduk mencapai 949.775 jiwa. Metropolitan Batam terdiri dari tiga pulau, yaitu Batam, Rempang dan Galang yang dihubungkan oleh Jembatan Barelang. Batam merupakan sebuah kota dengan letak sangat strategis. Selain berada di jalur pelayaran internasional, kota ini memiliki jarak yang cukup dekat dengan Singapura dan Malaysia. Batam merupakan salah satu kota dengan pertumbuhan terpesat di Indonesia. Ketika dibangun pada tahun 1970-an awal kota ini hanya dihuni sekitar 6.000 penduduk dan dalam tempo 40 tahun penduduk Batam bertumbuh hingga 170 kali lipat.
Pohon sakura adalah salah satu pohon yang tergolong dalam familia Rosaceae, genus Prunus sejenis dengan pohon prem, persik, atau aprikot, tetapi secara umum sakura digolongkan dalam subgenus sakura. Asal-usul kata "sakura" adalah kata "saku" (bahasa Jepang untuk "mekar") ditambah akhiran yang menyatakan bentuk jamak "ra". Dalam bahasa Inggris, bunga sakura disebut cherry blossoms.
Warna bunga tergantung pada spesiesnya, ada yang berwarna putih dengan sedikit warna merah jambu, kuning muda, merah jambu, hijau muda atau merah menyala.
Bunga digolongkan menjadi 3 jenis berdasarkan susunan daun mahkota:
  • bunga tunggal dengan daun mahkota selapis
  • bunga ganda dengan daun mahkota berlapis
  • bunga semi ganda
Pohon sakura berbunga setahun sekali, di pulau Honshu, kuncup bunga sakura jenis someiyoshino mulai terlihat di akhir musim dingin dan bunganya mekar di akhir bulan Maret sampai awal bulan April di saat cuaca mulai hangat.
Di Jepang, mekarnya sakura jenis someiyoshino dimulai dari Okinawa di bulan Februari, dilanjutkan di pulau Honshu bagian sebelah barat, sampai di Tokyo, Osaka, Kyoto pada sekitar akhir Maret sampai awal April, lalu bergerak sedikit demi sedikit ke utara, dan berakhir di Hokkaido di saat liburan Golden Week.
Setiap tahunnya pengamat sakura mengeluarkan peta pergerakan mekarnya bunga sakura someiyoshino dari barat ke timur lalu utara yang disebut sakurazensen. Dengan menggunakan peta sakurazensen dapat diketahui lokasi bunga sakura yang sedang mekar pada saat tertentu.

[sunting] Ciri khas


Bunga sakura jenis someiyoshino (Prunus × yedoensis Matsum. cv. Yedoensis)

Pohon sakura (jenis someiyoshino), sekitar 2 bulan setelah bunganya mekar)
Ciri khas sakura jenis someiyoshino adalah bunganya yang lebih dahulu mekar sebelum daun-daunnya mulai keluar. Puluhan, ratusan, bahkan ribuan batang pohon yang berada di lokasi yang sama, bunganya mulai mekar secara serentak dan rontok satu per satu pada saat yang hampir bersamaan.
Bunga sakura jenis someiyoshino hanya dapat bertahan kurang lebih 7 sampai 10 hari dihitung mulai dari kuncup bunga terbuka hingga bunga mulai rontok. Rontoknya bunga sakura tergantung pada keadaan cuaca dan sering dipercepat oleh hujan lebat dan angin kencang. Beberapa jenis burung dikenal suka memakan bagian bunga yang berasa manis, sedangkan burung merpati memakan seluruh bagian bunga.
Kesempatan langka piknik beramai-ramai di bawah pohon sakura untuk menikmati mekarnya bunga sakura disebut hanami (ohanami). Saat melakukan hanami adalah ketika semua pohon sakura yang ada di suatu tempat bunganya sudah mekar semua.
Di Jepang terdapat standar untuk menyampaikan informasi tingkat mekar bunga sakura, mulai dari terbukanya kuncup bunga (kaika), mekarnya 10% dari kuncup bunga yang ada di pohon (ichibuzaki) sampai bunga mekar seluruhnya (mankai). Bunga yang rontok segera digantikan dengan keluarnya daun-daun muda. Pohon sakura yang bunganya mulai rontok dan mulai tumbuh daun-daun muda sebanyak 10% disebut ichibu hazakura. Sementara itu, pohon sakura yang semua bunga sudah rontok dan hanya mempunyai daun-daun muda disebut hazakura (sakura daun).
Bunga dari pohon jenis yamazakura mekar lebih lambat dibandingkan jenis someiyoshino dan bunganya mekar bersamaan dengan keluarnya daun-daun muda.

Rabu, 10 November 2010

story

          cinta dan luka
kisah nyata yang aku alami ternyata tak seindah mimpiku
aku tak banyak bicara saat dia pergi meninggalkan aku
masih banyak memori-memori indah dan itu membuatku menderita
tak bisa aku lupakan semuanya
kenang-kenangan yang selalu membayangiku
bagiku dia begitu istimewa sehingga aku tak menghiraukan luka yang aku alami saat ini
aku terlalu berharap lebih kepadanya
sepertinya aku inginmembencinya
tetapi semakin aku membencinya semakin pula aku mencintanya
aku tak sanggup lagi merasakan cinta selain cintanya
trnyata cinta yang aku berikan kepadanya hanya dibalas dengan luka yang tak akan ada obatnya....